Nasyid yang sangat bertepatan dengan situasi sekarang.
Yang dulu ramainya kita miliki bersama
Ke mana hilangnya hidup yang bahagia
Kelembutan dalam bermesra
Kemanisan dalam bicara
Seni pekerti insan dunia
Si kecil kini merana yang tua rasa sengsara
Dalam sedar atau lena tiada hidup bersama
Persaudaraan lesu, kasih sayang kelabu
Mencium berdebu menjadi candu nafsu
Membangkai sanubariku tidak lagi cinta diburu
Yang ada cemburu melulu membunuh hatiku
Cintaku rinduku, jiwaku pada-Mu
Doaku pohon restu kasih-Mu sayang-Mu
Rahmat-Mu Tuhan Yang Satu
Kurniaan-Mu untuk hamba-Mu oh...
Gegak gempita bila segala berubah hala
Sandiwara bermula bermadah kata nista
Yang mana harus aku percaya
Wajah yang jujur berkata dusta
Gila kuasa tamak haloba pengaut harta dan sakit jiwa
Ikut ah... turut ah... ku sanggah...
Katamu janjimu tak perlu
Aku sahut ku berpaut tidak hasrat bukan takut
Ku bukan pak turut
Kita harus bersatu, ayuh kita laungkan bersama
Suara keamanan sejagat manusia
Menyemaikan cinta, menyuburkan sayang
Agar dunia aman sentosa
Sayu satu sendu aku tahu itu mengganggu
Syahdu pilu jiwaku
Kerna cinta hanya tiba bila rasa kecewa
Hiba tanpa dirinya
Usah resah rasa susah endah pada tak gundah
Tumpah darah tak kisah
Bukankah insan telah dicipta saling kasihan untuk teguhkan
Kemanusiaan dan peradaban bukan alasan
Bukan pengkhianatan tapi keikhlasan dan kejujuran
Bukan pergaduhan bukan peperangan
Adakah mungkin, ada pemimpin mampu memimpin
Kami ingin dipimpin
Dari yang pedih, perih dan jerih
Harapkan kasih, sayang bukan ditagih
Harap yang keruh juga yang rapuh menjadi teguh
Mampu kita berteduh
Kacau beralih kini berkasih, sayang beragih
Nikmat Tuhan pengasih
Kedamaian keamanan
Kita harus bersatu, ayuh kita laungkan bersama
Suara keamanan sejagat manusia
Menyemaikan cinta, menyuburkan sayang
Agar dunia aman sentosa
Ke mana hilangnya hidup yang bahagia
Kelembutan dalam bermesra
Kemanisan dalam bicara
Seni pekerti insan dunia
Si kecil kini merana yang tua rasa sengsara
Dalam sedar atau lena tiada hidup bersama
Persaudaraan lesu, kasih sayang kelabu
Mencium berdebu menjadi candu nafsu
Membangkai sanubariku tidak lagi cinta diburu
Yang ada cemburu melulu membunuh hatiku
Cintaku rinduku, jiwaku pada-Mu
Doaku pohon restu kasih-Mu sayang-Mu
Rahmat-Mu Tuhan Yang Satu
Kurniaan-Mu untuk hamba-Mu oh...
Gegak gempita bila segala berubah hala
Sandiwara bermula bermadah kata nista
Yang mana harus aku percaya
Wajah yang jujur berkata dusta
Gila kuasa tamak haloba pengaut harta dan sakit jiwa
Ikut ah... turut ah... ku sanggah...
Katamu janjimu tak perlu
Aku sahut ku berpaut tidak hasrat bukan takut
Ku bukan pak turut
Kita harus bersatu, ayuh kita laungkan bersama
Suara keamanan sejagat manusia
Menyemaikan cinta, menyuburkan sayang
Agar dunia aman sentosa
Sayu satu sendu aku tahu itu mengganggu
Syahdu pilu jiwaku
Kerna cinta hanya tiba bila rasa kecewa
Hiba tanpa dirinya
Usah resah rasa susah endah pada tak gundah
Tumpah darah tak kisah
Bukankah insan telah dicipta saling kasihan untuk teguhkan
Kemanusiaan dan peradaban bukan alasan
Bukan pengkhianatan tapi keikhlasan dan kejujuran
Bukan pergaduhan bukan peperangan
Adakah mungkin, ada pemimpin mampu memimpin
Kami ingin dipimpin
Dari yang pedih, perih dan jerih
Harapkan kasih, sayang bukan ditagih
Harap yang keruh juga yang rapuh menjadi teguh
Mampu kita berteduh
Kacau beralih kini berkasih, sayang beragih
Nikmat Tuhan pengasih
Kedamaian keamanan
Kita harus bersatu, ayuh kita laungkan bersama
Suara keamanan sejagat manusia
Menyemaikan cinta, menyuburkan sayang
Agar dunia aman sentosa
<iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/B0IH8qsThag" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
I was there, at Stadium Kelana Jaya.
And I know, there will be another surge of protest. If the legal channel is not taken seriously, BERSIH 4.0 will take place.